Penajam – Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal selama ini menjadi salah satu wadah bagi para orang tua dan masyarakat sebagai sarana untuk mendidik karakter seorang anak.
Padahal tidak dapat dipungkiri bahwa dalam membentuk karakter seorang anak bukan hanya dilakukan disekolah saja akan tetapi keluarga, masyarakat, bahkan sekolah tidak formal seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an juga berperan penting dalam membentuk karakter religius seorang anak.
Karakter merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Pembentukan karakter religius peserta didik sangat penting ditumbuhkan dan dikembangkan disekolah.
Berkenaan dengan proses pendidikan karakter keagamaan, SDN 028 Penajam melalui Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan karakter religius peserta didiknya menggelar kegiatan keagamaan seperti Program Sarapan Pagi 4 Sehat 5 Sempurna, Shalat Dhuha serta Ceramah Keagamaan.
Kegiatan religi tersebut digelar setiap Jumat pertama dalam setiap bulannya, dengan tujuan menciptakan peserta didik yang berkarakter yakni sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
“Setiap hari jumat pertama tiap bulannya kami mengadakan kegiatan religi seperti ini, semua murid kita kumpulkan mulai dari kelas 1 hingga kelas 6”, ucap Sofyandi Guru Pendidikan Agama Islam SDN 028 Penajam, Jumat (1/12/2023).
“Untuk yang beragama islam kita kumpul di lapangan sekolah dan shalat dhuha berjamaah serta mendengarkan ceramah agama, begitu juga yang non muslim mereka kita kumpulkan juga, ditempat yang terpisah dan menjalankan kegiatan keagamaan juga”, tambahnya.
Selaku Guru Pendidikan Agama Islam, Sofyandi mengungkapkan, karakter religius tidak bisa dibentuk hanya dengan memberikan materi pelajaran tentang Pendidikan Agama Islam tetapi ritual ibadah perlu dioptimalkan agar secara berkesinambungan menjadi sebuah pembiasaan.
Kegiatan keagamaan yang diadakan di sekolah harus bisa memberi manfaat kepada peserta didik dan juga mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah.
Selain disekolah pembentukan karakter religius juga dapat dikembangkan di rumah dan lingkungan masyarakat.
“Dengan demikian pembentukan karakter religius peserta didik dapat terbentuk dengan nyata dan utuh menyeluruh”, tutup Sofyandi.
(rmt/plt)