BERAU – Usai sudah pergulatan rangkaian pemilihan kepala daerah serentak di Indonesia. Para nahkoda baru telah siap berlayar membawa visi misi ke segala penjuru.
Tantangan ke depan semakin berat. Di tengah keterbatasan anggaran, pandemi yang tak berkesudahan, ekonomi yang berantakan hingga keadilan yang terus menuntut untuk ditegakkan menjadi pekerjaan rumah bagi pemimpin yang baru saja dilantik dengan menyebut nama Tuhan.
Kita semua percaya Indonesia punya potensi besar untuk dikembangkan. Mulai dari Sumber Daya Alam hingga Sumber Daya Manusianya yang akan mendapatkan bonus demografi di masa depan. Semua ini harus terkelola dengan baik agar menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.
Begitulah yang menjadi issue utama di Kabupaten Berau, sebuah Kabupaten di ujung Utara Provinsi Kalimantan Timur. Sebuah daerah yang kaya akan Sumber Daya Alam, baik yang dapat diperbaharui atau yang terletak jauh di dalam perut bumi. Kabupaten Berau sedang berusaha mewujudkan mimpi sebagai Kabupaten yang berdaya saing, unggul dan mandiri berdasarkan pengembangan SDM dan pengelolaan SDA yang berkelanjutan.
Perginya Almarhum H. Muharram seolah menjadi petir di siang bolong. Bagaimana tidak? Di tengah gencarnya pembangunan dan prestasi-prestasi yang diperoleh, Kabupaten Berau harus ditinggalkan oleh Bupatinya imbas dari situasi pandemi.
Teringat berbagai lika-liku peristiwa sulit yang menemani proses kontestasi transisi kepemimpinan pada Pilkada Berau 2020 lalu. Mulai dari bongkar pasang formasi Cabup-cawabup, hingga terinfeksi Covid-19 yang akhirnya membuat Almarhum H. Muharram pergi untuk selamanya.
Bersama H. Gamalis, Sri Juniarsih menawarkan 18 program kerja unggulannya. Tentu bukan hal mudah juga bukan hal yang mustahil untuk ditunaikan. Ini semua tentang kekuatan kebersamaan serta relevansi gagasan dengan kebutuhan masyarakat di lapangan.
Berada di bawah tekanan, berulang kali dituduh tak punya kemampuan, hingga peristiwa berdarah yang mengakibatkan jatuhnya korban, mengiringi fase perjuangan. Berkat Do’a dan dukungan dari berbagai kalangan, sampailah mereka pada takdir kemenangan.
Tergores sudah tinta yang menuliskan takdir bahwa Berau telah memiliki Bupati Wanita pertama dalam sejarahnya. Terhitung sejak 26 Februari 2021, Berau resmi dipimpin oleh seorang srikandi bernama Sri Juniarsih.
Sri Juniarsih merupakan kader PKS, putri Banua asli yang akan meneruskan perjuangan Almarhum H. Muharram yang juga merupakan sosok kader PKS Pertama yang menjadi Bupati di Berau.
Hal ini menunjukkan bahwa kolektivitas dan daya juang menjadi faktor penentu untuk meraih target keberhasilan, dimana logistik dan finansial bukan lagi menjadi faktor utama, setidaknya masyarakat Berau telah membuktikan itu pada Pilkada 2020 lalu.
Begitu pula dalam perjalanannya ke depan, berbagai tantangan harusnya bisa diatasi dengan skala prioritas yang relevan dengan kebutuhan serta komunikasi yang efektif baik secara vertikal maupun horizontal.
Harapan kembali digantungkan, bahtera baru akan segera berlayar ke tengah lautan. Ibu Sri Juniarsih menyatakan siap berkolaborasi dengan seluruh elemen untuk menjalankan roda pemerintahan.
Masyarakat Berau menantikan tangan dingin Srikandi PKS Pertama yang menjadi Bupati di Indonesia, membawa Berau menjadi semakin berkilau, sehijau zamrud khatulistiwa, menjadi paru-paru dunia hingga pusat pariwisata yang berwawasan kelestarian lingkungan dan mendorong ekonomi kerakyatan.
Selamat bertugas Bu Bupati !