Goa Tapak Raja Yang Dulunya Tempat Pertapaan, Kini Dijadikan Tempat Wisata

Penajam,- Seiring berjalannya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim), maka tempat wisata di wilayah itu ikut merasakan dampak dari pembangunan ibu kota baru tersebut.

Dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dimana ada sebuah bekas tambang di Desa Wonosari, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, kini menjadi tempat wisata.

Salah satu yang menjadi menarik di lokasi itu adalah Goa Batu Tapak Raja. Goa itu saat ini menjadi objek wisata baru karena mulai banyak dikunjungi masyarakat ketika datang di tempat ini.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Sigit Reliantoro mengatakan mereka telah memulihkan lahan bekas tambang di Desa Wonosari, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menjadi kawasan ekowisata bagi Ibu Kota Nusantara agar bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Kaltim.

“Biasanya saat zaman tambang mereka jaya, kemudian tidak ada tambang mereka semua pergi. Ekowisata mengembalikan lagi ekonomi mereka,” kata Sigit Reliantoro saat mengunjungi objek wisata Goa Batu Tapak Raja baru-baru ini.

Aktivitas penambangan batu bara di wilayah itu dimulai pada tahun 2014 dan berakhir pada tahun 2019, setelah itu menyisakan lubang tambang dengan kedalaman sekitar empat meter dan panjang sekitar 650 meter. Lubang tambang itulah yang dikembangkan menjadi wahana jelajah air menggunakan perahu karet.

Di lokasi yang sama ada Goa Batu Tapak Raja yang menyimpan kisah panjang bagi masyarakat setempat. Goa itu saat zaman kerajaan menjadi lokasi pertapaan untuk memperdalam kemampuan supranatural.

Kondisi sekeliling Gua Batu Tapak Raja ada 10 jenis beringin. Beberapa beringin tumbuh dengan akar-akar yang kokoh mencengkram dinding gua.

Konsep ruang ekowisata yang dibangun di Desa Wonosari tersebut berupa wisata pemandangan alam, wisata seni budaya, wisata pertanian dan perkebunan, wisata olahraga lari lintas alam, hingga wisata kuliner. Proyek pengembangan itu turut didanai oleh sejumlah perusahaan melalui program tanggungjawab sosial.

Beberapa model wisata diterapkan menggunakan pendekatan pelestarian lingkungan, pengindahan kawasan, dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

KLHK berharap melalui desain lanskap yang tepat bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke Desa Wonosari. Keberadaan lubang bekas tambang dan gua menjadi poin sebagai daya tarik untuk pengembang kawasan tersebut.

Sigit menceritakan dulu saat Ibu Kota Nusantara awal dibangun belum ada destinasi wisata yang dapat dikunjungi orang-orang, kecuali titik nol kilometer IKN.

Presiden Joko Widodo lantas meminta Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar untuk membuat beberapa alternatif lokasi wisata, salah satunya ekowisata di Desa Wonosari.

(rmt/plt)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *