Sejarah Suku Balik Yang Terlupakan

Penajam,- Sebelum Sepaku ditetapkan sebagai wilayah IKN Nusantara, tidak banyak yang tahu tentang Suku Balik. Dulunya, Suku Balik dikenal sebagai Suku Paser, padahal keduanya berbeda. Bahasa yang digunakan Suku Paser dapat dimengerti Suku Balik, namun Bahasa Suku Balik tidak dimengerti suku lain.

Rimba merupakan kerabat Ketua Adat Suku Balik, Sibukdin. Keduanya kakak beradik, namun berbeda ibu. Orangtua mereka adalah saksi sejarah Suku Balik sejak Indonesia belum merdeka. Rimba maupun Sibukdin lahir di hutan belantara di Sepaku.

Seperti Rimba, Sibukdin juga masih ingat bagaimana perjuangan Suku Balik mempertahankan ruang hidupnya yang terus tergerus. Cerita bermula pada 1942, ketika terjadi perang besar di wilayah adat Suku Balik di Balikpapan.

Saat itu, Suku Balik hidup di pesisir Kota Balikpapan. Wilayah adatnya adalah daerah kekuasaan Kerajaan Kutai Kartanegara dibawah Sultan Adji Muhammad Sulaiman. Suku Balik yang tinggal di hutan, kerap membuat papan untuk menyuplai kebutuhan Kerajaan Kutai. Tersebutlah nama Kota Balikpapan, yang berasal dari Suku Balik penghasil papan.

“Cerita leluhur itu Balikpapan berasal dari nama Suku Balik dan hasil papan yang sering dibawa ke Kerajaan Kutai. Mungkin catatan sejarah sudah berubah, tapi faktanya Suku Balik dulu adalah warga asli Balikpapan,” kata Sibukdin, Kamis [09/11/2023].

Setelah terjadi perang, warga yang ketakutan bersembunyi di hutan. Mereka berada di batas terakhir wilayah adat yang kini menjadi Kecamatan Sepaku.

“Sepaku ini wilayah adat terakhir milik Suku Balik. Sudah paling ujung, itu juga alasannya kenapa kami tidak bisa pindah. Ini rumah kami sejak Indonesia belum merdeka,”sebutnya.

Sejak pindah ke Sepaku, Suku Balik tenggelam dan tidak pernah mengenal budaya mereka. Hingga Indonesia merdeka, Kesultanan Kutai pun menyerahkan wilayahnya kepada NKRI. Suku Balik sendiri, tetap memilih berdiam di Sepaku.

(rmt/plt)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *