Samarinda – Sejak mewabahnya pandemi Covid-19 pada tahun 2019, tidak hanya cara hidup dan bekerja yang berubah, tetapi juga cara berbelanja masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Di Kalimantan Timur (Kaltim), pola belanja masyarakat mengalami pergeseran signifikan dari belanja offline ke belanja online. Transformasi ini tidak hanya dipicu oleh pandemi, tetapi juga oleh kehadiran generasi milenial dan generasi Z yang semakin dominan sebagai konsumen.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim Encik Wardani, menyoroti perubahan ini dan meminta para pelaku usaha serta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kaltim untuk serius belajar mengaplikasikan konsep lokapasar atau marketplace.
Marketplace telah menjadi tren yang sangat populer di kalangan konsumen, terutama generasi muda, karena kemudahan dan kenyamanan berbelanja secara online dengan hanya beberapa klik.
Encik mendorong pelaku usaha dan UMKM di Kaltim untuk memahami teknologi, khususnya cara berjualan dan mempromosikan produk mereka di platform marketplace.
“Perlu ya, karena sekarang kita berada di era generasi Z dan milenial. Dunia online adalah kewajiban bagi UMKM untuk memahami agar bisa memperluas jangkauan penjualan mereka, bukan hanya berjualan secara offline,” jelasnya belum lama ini.
UMKM di Kaltim merupakan salah satu pilar ekonomi daerah, sehingga penting bagi mereka untuk mengikuti perkembangan zaman. Marketplace dapat memberikan solusi efektif dalam mempromosikan produk mereka dengan biaya yang terjangkau.
Pelaku UMKM hanya perlu melengkapi detail foto dan deskripsi produk mereka, serta dapat memanfaatkan media sosial untuk promosi secara gratis.
Keunggulan lainnya dari marketplace adalah jangkauan promosi yang dapat mencakup lintas pulau hingga ke negara lain. Penggunaan aplikasi marketplace juga terbilang mudah, memudahkan pelaku UMKM dalam beradaptasi dengan perubahan tersebut.