Penajam – Secara medis stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama. hal tersebut juga mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan anak. Kasus itupun akhirnya dimandatkan oleh negara melalui program bantuan stunting Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang disalurkan ke tingkat daerah melalui dinas – dinas terkait.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, Syahruddin M. Noor berharap penanganan kasus stunting di wilayah Sepaku jadi prioritas karena jumlahnya cukup banyak.
“Pemerintah Daerah harus melakukan pendataan dari jumlah stunting di setiap kecamatan, serta segara melakukan sosialisasi dan penanganan,” ujar Syahruddin M. Noor di kantor sekretariat DPRD PPU belum lama ini.
Jumlah kasus stunting di Kabupaten Penajam Paser Utara diketahui masih tinggi. Menurut data Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Penajam Paser Utara angka stunting hingga bulan November tahun ini masih di kisaran 17 persen.
Syahruddin menegaskan bahwa pemerintah harus bekerja keras untuk menangani kasus stunting ini. Karena ditargetkan penurunan angka stunting sebesar 14 persen di tahun 2024 mendatang.
“Kita harus menghadirkan generasi yang kuat. Pusat perhatian kita berada di Kecamatan Sepaku. Melihat di mana tingkat stunting tertinggi di sana, apalagi Sepaku ini kan pusat wilayah IKN,” ungkap Syahruddin.
Untuk penanganan stunting di Sepaku, ia berharap pemerintah dapat berkoordinasi dengan pihak otorita Ibu Kota Negara Nusantara karena sejumlah aset dan masyarakat disana akan dilimpahkan.(Adv)