Penemuan Situs Baru di Sotek, Pahatan Batu Bertulis Aksara Jawa

Penajam – Situs batu bertulis huruf Jawa dan diperkirakan dibuat pada abad XI ditemukan oleh Mulung Suwis Santoso di kawasan hutan Kelurahan Sotek, Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara (PPU), tahun lalu.

Namun, penemuan tersebut dirahasiakan dan baru dibuka setelah mengundang tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Kaltim, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia yang datang ke lokasi penemuan, Minggu (12/3). Tim yang datang langsung melakukan pengukuran pada lebar pahatan huruf Jawa dan ukuran situs batu, lalu membersihkan dari lumut yang menempel pada batu besar yang terletak pada tepi sungai di hutan tersebut.

Eko Supriyadi, humas Lembaga Adat Paser (LAP) PPU yang terlibat pada penemuan ini, Senin (13/3) mengungkapkan, Mulung Suwis Santoso menemukan situs tersebut pada 2022 dan sempat melaporkannya pada LAP PPU.

“Kami rahasiakan karena menunggu pihak berkompeten untuk cek langsung. Kemarin itu tim Cagar Budaya Kaltim baru turun dua orang, yaitu Pak Budi Setiawan dan Pak Ricky,” kata Eko Supriyadi.

Diungkapkannya, lokasi penemuan benda bersejarah itu berada di hulu anak Sungai Tunan atau di RT 16 Sotek atau sekira 6 kilometer perjalanan kaki menembus hutan dari jalan desa setempat. Dikatakannya, Mulung Suwis Santoso sering melakukan perjalanan dalam hutan, dan saat itu melihat batu besar yang tampak lain sendiri yang berada di tengah sungai.

“Di atas batu ada tulisannya, lalu beliau foto dan kirim ke kami. Selain huruf ada gambar dua telapak kaki,” jelasnya. Argo, warga Blitar, Jatim yang bisa mengenali huruf tersebut saat disodori mengatakan, huruf tersebut berbunyi mulo pijak/bibit kawit (mulai berpijak/cikal bakal) yang diintepretasikan sebagai cikal bakal lokasi yang membuka areal tersebut.

Terkait bunyi huruf sebagaimana dibaca Argo dibenarkan Eko Supriyadi.

“Iya, benar. Tim Cagar Budaya Kaltim juga membacanya seperti itu. Katanya, ada satu huruf yang agak beda, dan secara keseluruhan artinya seperti yang dibacakan tadi itu,” kata dia. Ia mengamati huruf-huruf pahatan pada batu tersebut identik dengan huruf aksara Jawa Hanacaraka.

“Kata tim Cagar Budaya Kaltim situs diperkirakan dibuat masa pertengahan Kerajaan Mataram, abad XI sampai XVII,” katanya. Hingga kemarin situs batu bertulis itu masih berada di kawasan hutan yang sulit dijangkau. “Iya, dibiarkan di situ, dan itu batu sebesar mobil tak bisa diangkat dan saat diukur mencapai 2 meter x 2 meter. Tidak bisa digerakkan. Entah berapa puluh ton beratnya,” ujarnya.

Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Kaltim Budi Setiawan saat dihubungi Kaltim Post kemarin mengatakan belum bisa memberi informasi tentang pertanggalannya.

“Soalnya saya belum mengkaji dan membandingkan dengan data lainnya,” kata Budi Setiawan sembari menambahkan ia segera konsultasi dengan pimpinannya terkait rencana berikutnya tentang situs batu bertulis itu.

(rmt/plt)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *