Samarinda – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Harun Al Rasyid turut menyikapi rilis yang dikeluarkan World Health Organization (WHO) tentang jumlah penderita TB Paru di seluruh dunia. Indonesia menjadi negara peringkat ke-2 terbanyak dan menyumbang 10% dari total penderita TB Paru dunia.
Terjadi peningkatan cukup signifikan terhadap pengidap penyakit ini, yang di tahun 2021 berjumlah 10 juta orang, di tahun 2022 meningkat menjadi 10,6 juta orang, melansir dari detkhealth.com.
Penemuan penderita Tuberculosis (TB) Paru setiap tahun mencapai 2.250-2.400 penderita atau mencapai 32,5 persen dari jumlah penderita di seluruh kabupaten dan kota di Kaltim.
Selama tahun 2021, Samarinda merupakan kota paling banyak penderita TB Paru yaitu sebanyak 1465 penderita, disusul Kota Balikpapan sebanyak 1166 penderita, dan Kutai Kertanegara sebanyak 713 penderita, dilansir dari laman resmi diskominfo/pemprov kaltim.
Harun Al Rasyid, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur menyampaikan, bahwa penanganan penyakit menular ini harus dilakukan dari dua sisi.
“Upaya penanganan serta penanggulangannya dari dua sisi, pertama memberi pengobatan maksimal kepada pasien. Kedua melakukan kegiatan pencegahan agar jumlah penderita tidak bertambah,” ujarnya belum lama ini kepada awak media.
Lanjutnya, hal ini sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Kaltim yang dipaparkan oleh Setyo Budi Basuki dalam acara “Dialog Strategi Tangani Endemi TBC”.
Upaya menemukan penderita TB Paru sedini mungkin, kemudian pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu cara memutus penularan TBC di tengah masyarakat.
Lebih jauh Harun AL Rasyid juga menyampaikan bahwa kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar warga negara yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintahan kota/kabupaten.
“Dengan upaya yang masiv dan dilakukan oleh seluruh instansi terkait dari pusat hingga daerah, semoga target Kemenkes; 2030 Indonesia bebas TBC, bisa tercapai.,” harap Politisi PKS yang saat pemilu 2019 lalu mewakili Dapil Bontang, Kutai Timur, dan Berau.(Adv)