PENAJAM – Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), berharap pemerintah
pusat mengevaluasi kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Ketua Fraksi Demokrat DPRD PPU, Syarifuddin HR mengungkapkan naiknya harga BBM menimbulkan
multiplier effect. Salah satunya adalah memicu lonjakan harga bahan kebutuhan pokok.
“Kenaikan harga BBM ini akan memicu lonjakan harga diseluruh sektor khususnya kebutuhan bahan
pokok dan tarif angkutan umum pasti ikut naik,” kata Syarifuddin, Kamis (8/9/2022).
Menurut Syarifuddin, naiknya harga BBM akan memperburuk kondisi ekonomi masyarakat, khususnya
kalangan bawah. Dampak kebijakan tersebut bakal mempengaruhi naiknya jasa transportasi hingga
melambungnya harga sembako.
Di satu sisi, ekonomi masyarakat belum pulih lantaran di hantam pandemic Covid-19 dalam dua tahun
terakhir ini. Dirinya berharap pemerintah pusat bisa mengevaluasi kebijakan yang sudah diterapkan pada
awal September kemarin.
Kenaikan harga berlaku bagi semua jenis BBM. Untuk harga BBM non subsidi seperti Pertalite, naik
menjadi Rp 10 ribu dari harga sebelumnya Rp 7.650 per liter. Solar subsidi juga naik dari Rp 5.150 per
liter menjadi Rp 6.800 per liter. Sementara Pertamax mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp
12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
“Saya minta pemerintah pusat segera mengevaluasi kenaikan harga BBM. Kenapa, supaya agar
masyarakat menengah kebawah tidak semakin terpuruk,” pungkasnya.(adm)